Ukraina Peringati 2 Tahun Invasi Berskala Penuh Rusia di Kedutaan Polandia di Jakarta
JAKARTA - Kedutaan Besar Ukraina dan Polandia di Indonesia pada Selasa, 20 Februari 2024 memperingati dua tahun invasi skala penuh Rusia ke Ukraina serta peringatan-peringatan terkait bertempat di Kedubes Polandia di Jakarta.
"Kita ada di sini hari ini untuk menunjukkan solidaritas (kepada Ukraina)," ujar Duta Besar Polandia untuk Indonesia Beata Stoczyńska dalam sambutannya sebagai tuan rumah acara peringatan tersebut.
Ia berharap bahwa semua pihak yang selama ini telah menunjukkan solidaritas terhadap negara dan masyarakat Ukraina agar terus mendukung upaya Ukraina, seraya menegaskan kembali dukungan penuh pemerintah Polandia terhadap negara tetangganya tersebut.
Terdapat jutaan warga Ukraina yang saat ini berlindung di Polandia sejak Rusia memulai invasi berskala penuhnya di Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Polandia merupakan negara tetangga yang paling banyak dibanjiri pengungsi Ukraina dibanding negara tetangga lainnya seperti Romania.
Sementara Dubes Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi dalam sambutannya menyebutkan perang yang inisiasi Rusia terhadap Ukraina harus dilihat sebagai perang terhadap demokrasi.
"...Itu adalah perang perang melawan demokrasi...itu adalah perang melawan kebebasan berekspresi," ujarnya.
Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamyanin berterima kasih secara khusus kepada Kedubes Polandia yang telah menjadi tuan rumah acara peringatan tersebut dan juga semua pihak di dunia baik yang hanya diam maupun ikut berbicara dan beraksi melawan invasi Rusia ke Ukraina.
Ia kembali menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Indonesia Joko Widodo yang menjadi kepala negara Asia pertama yang berkunjung ke Ukraina di bulan Juni 2022 yang sangat bermakna.
Dubes Vasyl juga bersyukur bahwa Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto sebagai satu-satunya orang di Indonesia yang menyampaikan proposal untuk formula perdamaian terhadap invasi Rusia di Ukraina.
Acara peringatan tersebut juga untuk memperingati 10 tahun invasi Rusia ke Ukraina, 100 Pahlawan demokrasi Ukaina dan peringatan mempertahankan Krimea dari Rusia selain dua tahun invasi berskala penuh Rusia ke negara tetangganya Ukraina.
"Genosida terhadap rakyat Ukraina telah dilakukan pasukan Rusia tahun-tahun ini...," katanya.
Ukraina telah mengusulkan formula damainya dan sedang tahap pembahasan yang diharapkan akan rampung dalam pertemuan mendatang yang mungkin akan dilaksanakan pada bulan Maret.
Saat ini telah ada 83 negara yang bergabung dalam pembahasan tersebut dan Dubes Vasyl atas nama pemerintah Ukraina berharap bahwa pemerintah Indonesia dapat ikut serta dalam pembahasan proposal formula damao tersebut.
"Sampai saat ini, inilah satu-satunya formula yang layak dan realistis dan bisa menjadi template untuk penyelesaian konflik dan perang lain di dunia," kata Dubes Vasyl.
Sampai saat ini ada dua proposal berbeda yang diajukan oleh Ukraina dan Rusia untuk penghentian perang di Ukraina. Kedua belah pihak sama-sama bersikeras bahwa proposalnya yang terbaik.
Menurut Vasyl selama belum ada perdamaian, pemerintah dan rakyat Ukraina akan terus melawan agresornya Rusia.
"Kalau Rusia menghentikan perang, maka perang akan berakhir. Bila Ukraina menghentikan perang, maka Ukraina akan berakhir. Tidak akan ada lagi Ukraina," kata Vasyl mengutip ucapan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenski sebelumnya.
Kesempatan itu digunakan Vasyl untuk mengajak banyak negara agar mendukung inisasi Ukraina dan Kanada untuk pemulangan sekitar 20 ribu anak-anak Ukraina yang telah dibawa secara paksa ke Rusia.
Hadirin juga diajak untuk melihat kerusakan yang terjadi di Ukraina sejak invasi Rusia dua tahun lalu secara virtual, serta melihat pameran gambar anak-anak Ukraina baik yang ada di pengungsian di Polandia maupun yang masih berada di Ukraina yang bertema "Mom, I see war" atau "Ibu, aku melihat perang" setelah sebelumnya menonton sebuah film dokumenter berjudul Culture Vs War karya sutradara Akhtem Seitablaiev yang langsung berada di medan perang. (***)